Lhoksukon – Prestasi membanggakan kembali ditorehkan mahasiswa Universitas Malikussaleh. T. M. Haikal Rusli, mahasiswa Program Studi Ilmu Komunikasi Angkatan 2024, Semester 2, asal Aceh Utara, berhasil meraih gelar Wakil 3 Duta Wisata Aceh Utara 2025. Keberhasilannya ini menjadi tonggak penting dalam perjalanan pribadinya, sekaligus wujud kontribusi nyata bagi pengembangan sektor pariwisata daerah.
“Ini bukan hanya soal gelar, tapi tentang kepercayaan yang harus saya jaga untuk ikut mengedukasi masyarakat tentang potensi wisata yang luar biasa di Aceh Utara,” ujar Haikal penuh semangat.
Di balik pencapaiannya, Haikal menyebut sang ibu sebagai sumber kekuatan dan inspirasinya. “Mama tidak hanya mendukung lewat doa, tapi juga memberikan fasilitas yang saya butuhkan. Itu yang membuat saya kuat dan ingin memberikan yang terbaik untuknya,” ungkapnya haru.
(Haikal bersama Ibunda, Lhoksukon 31/05/25)
Haikal juga berbagi cerita tentang momen paling berkesan selama masa seleksi, yakni selama enam hari karantina di Kantor Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata (Disporapar) Aceh Utara. Para finalis Duta Wisata menjalani serangkaian kegiatan intensif, mulai dari pelatihan koreografi dan catwalk, hingga kunjungan edukatif ke Bank Indonesia Cabang Lhokseumawe dan Museum Samudera Pasai. Puncak penobatan diselenggarakan pada 31 Mei 2025 di Aula Kantor Bupati Aceh Utara.
Menariknya, Haikal mengaku sempat ragu untuk mengikuti ajang ini. “Awalnya saya tidak tertarik. Tapi karena diajak terus-menerus oleh seorang teman, akhirnya saya mencoba dan justru lolos sebagai finalis. Dari situlah saya mulai memahami pentingnya mengenalkan kekayaan pariwisata Aceh Utara,” kisahnya.
(Dokumentasi Penobatan Duta Wisata, Lhoksukon, 31/5/25)
Ke depan, Haikal berkomitmen menjalankan peran Duta Wisata dengan pendekatan yang relevan dengan generasinya melalui platform digital. Ia merancang strategi untuk menyebarkan konten edukatif seputar budaya, sejarah, dan destinasi wisata di Aceh Utara melalui media sosial.
“Tentunya dengan tetap menjaga etika dan nilai-nilai lokal. Konten harus sopan dan berpengetahuan, agar bisa memperkenalkan sekaligus melestarikan kekayaan daerah kita secara bijak,” pungkasnya.